Muntok Kota Pusaka

by -1098 Views

Muntok menjadi Ibukota Kabupaten Bangka Barat ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah N0.6 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Nasional, dikenal dengan sebutan Kute Lame pertama yang dibangun di Pulau Bangka sebagai wilayah perdagangan biji timah dan lada putih dengan pihak VOC.

1a

SEJARAH AWAL

Kota Muntok dibangun pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badarudin Jayawikrama (1721-1756 ) dimana pada masa itu Kota Muntok ditetapkan sebagai tempat pusat pemerintahan, kota ini semakin bertambah ramai serta mencapai kemajuan yang pesat. Pada masa itu Kota Muntok memegang kekuasaan pemerintahan serta urusan penambangan biji timah di Pulau Bangka. Mengingat hasil penambangan yang menjanjikan,didatangkanlah orang – orang Cina, Siam, Kamboja dan Siantan yang berada di Johor yang ahli urusan timah.

1

Pada tahun 1811 Inggris pernah menggantikan kedudukan Belanda di Palembang dan pasukan Inggris pun pernah ditempatkan di Muntok dimana mereka mendirikan gudang senjata yang dikenal dengan sebutan Gudang Kuning. Pada tahun 1816 terjadilah perjanjian antara Inggris dengan Belanda yang menetapkan tanah jajahan Inggris dan Belanda, termasuk Pulau Bangka diserahkan ke tangan Belanda oleh Inggris di Kota Muntok.

Pada saat masa penjajahan Belanda menduduki Muntok, maka perkembangan Muntok sebagai Pusat Kota tampak begitu jelas, terutama ditandai dengan beberapa bangunan penting, diantaranya adalah eks Kantor Penambangan Timah Bangka di Muntok ( eks Kantor Wilasi ) yang dibangun pada tahun 1915. Awalnya gedung ini bernama Hoofdbureau Banka Tin Winning Bedriff dan sekaligus menjadi pusat pemerintahan ( residen ) Belanda di Pulau Bangka. Sekarang gedung ini telah menjadi Museum Timah Bangka Barat.

2

Seiring dengan makin ramainya aktivitas di pelabuhan Muntok dengan arus pendatang yang hilir mudik, maka pada tahun 1860 Belanda mendirikan satu fasilitas lagi berupa dermaga atau jembatan panjang kearah laut yang disebut Ujung Brug. Layaknya sebuah dermaga pada umumnya, jembatan Ujung Brug dimaksudkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di Muntok dan juga untuk memudahkan kapal – kapal besar Belanda untuk merapat di Muntok.

Dalam perkembangan Pemerintahan Hindia Belanda,kota Muntok terbagi dalam klaster pemukiman masyarakat.

3

* KLASTER CINA

Klaster Pemukiman Cina selain terletak di tengah kota juga terletak diantara Kampung Tanjung dan Kampung Teluk Rubiah. Bangunan kuno di kawasan Perkampungan Cina ini terlihat dengan adanya rumah, toko dan kios di pasar yang berarsitektur Cina serta  kelentengnya.

* KLASTER MELAYU

Klaster Pemukiman Melayu masih terbelah lagi menjadi tiga sub klaster yaitu, Kampung Tanjung di sebelah barat, Kampung Teluk Rubiah disebelah timur serta Kampung Ulu disebelah utara. Dari ketiga sub klaster Melayu, pemukiman tertua Kota Muntok terletak di Kampung Tanjung. Kita dapat melihat jajaran bangunan tua berwujud rumah panggung khas perumahan suku melayu disana.

Baca Juga :  UBB Riset Ke Batu Kukus -Buah Kera Duduk Salah Satu Potensi Yang Patut Di Kembangkan

*PERKAMPUNGAN EROPA

Klaster pemukiman Eropa berada dibagian sebelah utara kedua perkampungan tersebut. Terletak di pusat kota serta jauh dari pantai. Klaster Pemukiman Eropa berada di bentang lahan paling tinggi diantara klaster pemukiman lainnya.Antara klaster pemukiman cina dengan sub klaster Kampung Tanjung dipisahkan oleh Sungai Muntok ( Sungai Ulu ).

PERKEMBANGAN MUNTOK

Dahulu Muntok dikenal sebagai kota pelabuhan utama di Pulau Bangka, dimana lada putih dan timah diangkut untuk dikirim ke negara – negara Eropa melalui Pelabuhan Muntok. Bahkan nama Muntok sendiri terdaftar di “London Metal Exchange” ( LME ) sebagai salah satu “brand” logam timah yang diperdagangkan di pasar logam dunia.

Saat sekarang terdapat beberapa pelabuhan di Muntok, yaitu Pelabuhan Penumpang di Tanjung Kalian yang dikelola oleh ASDP, Pelabuhan Barang dipasar yang dikelola oleh PELINDO, Dermaga Peltim milik PT. Timah.Tbk dan pelabuhan – pelabuhan sandar kapal nelayan yang tersebar diantaranya di Desa Pait Jaya, Teluk Rubiah dan Kampung Tanjung. Dengan total jumlah penduduk Kota Muntok sampai dengan data 2011 adalah 37.980 jiwa. Mayoritas masyarakat Muntok adalah Suku Melayu dan Keturunan Cina Hakka dan sejumlah kecil masyarakat lainnya adalah Keturunan Arab ( biasa disebut Ayeb ), Bugis, Jawa, dan Batak.

5

PT.Timah.Tbk merupakan salah satu perusahaan BUMN yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang banyak menampung tenaga kerja . Dan di Kota Muntok adalah pusat peleburan biji timah pertama dan terbesar di Indonesia.

Mata pencaharian penduduk tersebar  di berbagai kegiatan pertambangan, perkebunan, kelautan, perdagangan, barang dan jasa, pegawai negeri, BUMN dan swasta. Sektor pertambangan timah masih menjadi andalan di Kota Muntok seiring dengan maraknya penambangan rakyat yang dikenal dengan sebutan TI ( Tambang Inkonvensional ).

DUKUNGAN WARISAN SEJARAH

Sebagai ibukota Kabupaten Bangka Barat, Muntok merupakan salah satu kota yang memiliki sejarah dengan peninggalan bangunan – bangunan kuno. Berkenaan dengan itu kota Muntok ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata sejarah dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini ditegaskan dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.13/PW.007/MKP/2010 tentang Penetapan Pesanggrahan Menumbing, Pesanggrahan Muntok, Masjid Jami’. Kelenteng Kung Fuk Miau, Rumah Mayor Cina, dan eks Kantor Wilasi Timah Jaman Belanda di Muntok sebagai benda cagar budaya,situs atau kawasan cagar budaya.

Selain itu, di pantai Tanjung Kalian dan Pantai Tanjung Ular terdapat mercu suar dengan arsitektur Inggris yang dibangun masing – masing pada tahun 1862 dan 1892 dalam masa penjajahan Belanda untuk kepentingan system navigasi pelayaran yang memasuki perairan Selat Bangka.

Di pantai Tanjung Kalian juga terdapat sebuah monument Peringatan Tragedi Kapal Vyner Brooke. Kapal yang mengangkut para pengungsi dan perawat dari Australia itu di bom dan ditenggelamkan oleh pesawat tempur Jepang pada tahun 1942, tepatnya di Karang Aji perairan Selat Bangka.

Baca Juga :  Pameran Foto di MTI Muntok, Merawat Sejarah untuk Meningkatkan Semangat Nasionalisme.

Bangunan cagar budaya lainnya adalah sebuah tempat peribadatan yang menjadi kebanggaan umat Islam pada masa itu hingga masa sekarang yaitu Masjid Jami’ yang dibangun pada tahun 1883 M ( 1300 H ). Pembangunan masjid itu dilakukan pada masa pemerintahan H. Abang Muhammad Ali dengan gelar Tumenggung Kartanegara II dengan dibantu oleh tokoh masyarakat Muntok pada saat itu. Letak masjid tersebut bersebelahan dengan kelenteng Kung Fuk Miau yang usianya lebih tua yang dibangun 83 tahun sebelumnya.

Di salah satu sudut Kota Muntok terdapat sebuah bangunan kuno peninggalan Jaman Belanda, terkenal dengan sebutan Rumah Mayor Cina. Rumah ini dulunya ditempati oleh seorang mayor dari keturunan Cina yang diangkat oleh Pemerintah Kolonial Belanda sebagai pengatur dan pelaksana kegiatan perdagangan di Kota Muntok.

6

Bangunan cagar budaya lainnya yang memiliki nilai sejarah kemerdekaan Republik Indonesia adalah Pesanggrahan Muntok dan Pesanggrahan Menumbing. Bangunan Pesanggrahan Muntok yang dibangun pada tahun 1927 oleh Pemerintah Kolonial Belanda ini terletak di pusat kota Muntok. Disinilah dulu Bung Karno dan H. Agus Salim diasingkan oleh penjajah Belanda, sejak 5 Februari s.d. 6 Juli 1949. Disini pula beberapa dokumen penting dikonsep dan ditandatangani, antara lain perpindahan ibukota dari Jogjakarta ke Jakarta dan perundingan UNCI, BFO dan KTN, 22 Juni 1945. Tugu yang terletak didepan Pesanggrahan Muntok ini baru dibangun pada tahun 1951, dan diresmikan oleh Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus 1951.

Peninggalan sejarah yang penting lainnya adalah Pesanggrahan Menumbing. Sebuah kompleks villa yang dibangun tahun 1928-1930 sebagai tempat peristirahatan pejabat perusahaan timah Banka Tin Winning Bedriff. Di tempat inilah Mohammad Hatta menjalani masa pengasingannya selama 6 bulan oleh Belanda di Pulau Bangka pada tahun 1949. Di dalam ruangan utama villa ini masih bercokol sebuah mobil Ford hitam bernomor polisi BN – 10, kendaraan yang digunakan oleh para tokoh bangsa selama diasingkan ke Pulau Bangka.

Dengan bukti peninggalan – peninggalan sejarah yang ada, tidak berlebihan rasanya jika menyebut Muntok sebagai salah satu kota sejarah yang ada di Indonesia. Kota yang mencanangkan diri menjadi Kota Pusaka ini sedang mengembangkan diri menjadi daerah tujuan wisata, baik domestic maupun mancanegara. Kota yang juga berjuluk Kota Seribu Kue ini sekarang terus berbenah diri, berdandan dan bersolek agar terlihat cantik dan molek. *** ( Chamcie Abiem, sumber : Museum Timah Muntok )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *