Oleh: kak Beni Pendongeng di Radio Pilar
Ada yang terbalik dari pelaksanaan zakat sebagian kita..
A. Zakat Maal.
Didapati ada orang yang mengeluarkan zakat hartanya dalam bentuk paket bingkisan..
Atau pun dibelikan bahan makanan.. Lalu ia bagikan..
Asy-Syaikh al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
“Pendapat yang dikenal menurut para ahli ilmu, bahwa seperti ini tidak boleh.
Yaitu tidak boleh bagi siapapun untuk membelikan suatu barang dengan harta zakatnya lalu diberikan kepada orang yang berhak sebagai ganti dari bentuk uang..” (Fatawa Zakat no. 346)
B. Zakat Fithri
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata,
كُنَّا نُعْطِيهَا فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ
“Dahulu kami di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menunaikan zakat fithri dalam bentuk 1 sho’ bahan makanan..
1 sho’ kurma atau 1 sho’ gandum atau 1 sho’ kismis..”
(HR. al-Bukhari: 1437, Muslim: 985)
Zakat fithri berupa bahan makanan..
Diperjelas lagi dalam bentuk makanan pokok yang ada saat itu..
Adapun kita saat ini, bahan makanan berupa beras.. Bukan ‘memakan’ uang..
Maka jangan terbalik dan membalik bentuk zakat..
Tidak boleh zakat maal dirubah menjadi bingkisan dan paket makanan..
Jangan pula zakat fithri diganti uang..
Sebaik-baik jalan yaitu mengikuti cara beragama Rasulullah dan para sahabat..
Demikian share pagi ini semoga bermanfaat.
Sumber: berbagai buku fiqih
Oleh: kak Beni Pendongeng di Radio Pilar
..