BANGKA BARAT – Kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Bangka Barat sampai bulan Agustus 2024 tercatat hanya 150 kasus dengan angka kematian 0, mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun 2023 sebanyak 800 kasus dengan angka kematian 5 orang.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangka Barat Syafei Rangkuti, angka penurunan kasus DBD tersebut karena pihaknya gencar melakukan sosialisasi 3M dan program pemberian bibit ikan pemakan jentik kepada masyarakat.
“Sebetulnya langkah Dinkes menekan angka DBD itu sederhana, yaitu dengan memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat bahwa DBD itu gampang dicegah, asalkan jentiknya tidak dipelihara, dalam artian harus rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap minggu atau minimal tiga minggu sekali secara mandiri atau bersama petugas kita yang ada di lapangan,” katanya.
“Selain itu, memperhatikan barang-barang bekas yang dapat menampung air untuk tidak meletakkan di tempat yang terkena dan bisa menampung air hujan,” ucapnya.
Syafei mengatakan pihaknya saat ini meluncurkan program “Pemberian Ikan Pemakan Jentik Nyamuk ke Masyarakat”.
“Disamping itu, kita juga mendistribusikan ikan, boleh diambil di Dinkes tetapi hanya untuk kontainer atau tempat yang menampung air hujan, disana bisa diberi satu ekor ikan pemakan jentik,” tandasnya.
Menurutnya pemberian ikan ke masyarakat telah dilakukan dan terbukti sampai bulan Agustus 2024 mampu menurunkan kasus DBD.
Pemberian ikan sudah jalan satu tahun, dari awal satu bulan sekali menjadi tiga minggu satu kali yang dilakukan di 64 Desa serta Kelurahan yang telah sukses menurunkan angka pesakitan dan angka kematian, dan lebih efisien dari kita menggunakan foging,” tutup Kadinkes Bangka Barat.