Terkait BLT Dana Desa Markus Minta Pedamping Bantu Kades

by -728 Views

MUNTOK. Bupati Bangka Barat Markus SH meminta agar BLT Dana Desa segera dikucurkan dan jangan sampai berlarut-larut, ia juga berharap para pendamping bisa membantu Kepala Desa (Kades) dalam hal merelokasi anggaran BLT DD.

Hal ini diungkapkan Markus, di sela konsolidasi pembahasan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) di gedung OR II Pemkab Bangka Barat, Senin (27/4/2020).

“kami harap pendamping desa membantu para kepala desa dan jajarannya dalam merelokasi anggaran itu. karena dinas pemdes sudah melakukan pendampingan. Kadang masih ada desa yang belum tahu cara merelokasi anggaran BLT tersebut,” kata Markus, Senin (27/4/2020).

Baca Juga :  Memperoleh Informasi Hak azasi Manusia, Wabup Berharap Pegawai diamanahkan Mampu Berikan Layanan Informasi Kepada Masyarakat

Markus tak ingin, relokasi serta penyaluran BLT tersebut terlambat dan berlarut larut. Jika mengalami kendala, jangan sungkan minta pendampingan pihak dinas.
harusnya bantuan ini sudah mulai digulirkan jangan sampai terlambat dan berlarut larut. Untuk itu saya harap pendamping lebih pro aktif,” harapnya.

Kepala Dinsos PMD (Pemberdayaan Masyarakat, dan Desa) Bangka Barat (Babar) Suradi menyebut rakor bertujuan menyamakan persepsi terkait Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD).

“Dalam hal menyamankan persepsi terkait BLT DD Dana Desa sesuai arahan Bupati sudah kita lakukan penjelasan kepada seluruh desa terkait kebijakan yang menyentuh desa berupa relokasi anggaran dan relawan tanggap covid sudah kita sampaikan,” ujar Suradi saat menjadi pembicara rapat, Senin (27/4/2020)

Baca Juga :  Bangka Tengah Kokoh di Puncak Klasemen Perolehan Medali Porprov 2023 Bangka Belitung, Bangka Barat Melorot di Posisi 3

Menurut Suradi, BLT tersebut merujuk  pada Peraturan Menteri Desa (Permendes) nomor 6 tahun 2020 bahwa desa harus menganggarkan BLT yang bisa dilakukan secara tunai dan non tunai.

“Dengan ketentuan dan sasarannya keluarga miskin Non Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang kehilangan mata pencarian dan belum terpadu dan juga warga yang memiliki penyakit kronis,” bebernya.

Leave a Reply