Muntok. Dalam upaya mengembangkan Bukit Kukus menjadi objek pariwisata di Bangka Barat. Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Roesman mengutus, Dinas Pariwisata Bangka Belitung bekerjasama Universitas Bangka Belitung (UBB) untuk melakukan Riset ilmiah ke Batu kukus. Dalam riset tersebut dipimpin oleh Prof Dr Ir Agus Hartoko M, sc Wakil Rektor II UBB. Minggu (3-12-2017)
Prof Dr Ir Agus Hartoko M. sc kepada Radio Pilar menjelaskan tujuan UBB dan Dinas Pariwisata Bangka Belitung, adalah melaksanakan tugas dari Gubernur untuk mengidentifikasi keunikan dan kelebihan Bukit Kukus.
“Kegiatan riset ini adalah tugas gubernur langsung kepada dinas pariwisata propinsi, kordinasi dengan dinas,kabupaten di Bangka barat kerjasama dengan Universitas Bangka Belitung, pada hari ini ingin mengidentifikasi keunikan dan kelebihan bukit kukus ini, tidak hanya bebatuan saja, dimulai dengan macam macam jenis tanaman obat, dan potensi lain yang bisa dikembangkan,yang bisa meningkatkan nilai jual, meningkatkan pendapatan masyarakat disini secara langsung,”jelas Agus
Konsep kita adalah “Marin Geopark” secara utuh. mulai dari sosial, ekonomi,dan budayanya. Kalau disini dengan budaya melayunya dengan tarian dambus, seperti di Tanah bawah saya mengembangkan tari kedidi dan lain-lain.
Salah satu analisa yang telah dianalisa di laboratorium yaitu buah kera duduk. Buah kera duduk disini ternyata memiliki khasiat tujuh kali lebih hebat dari buah anggur. Buah kera duduk mempunyai kandungan anti oksidan. Anti oksidan itu adalah adalah anti kanker dan obat awet muda, jadi mengurangi penyakit-penyakit. Dari situ bisa dibuat selai atau buat sirup, ini contoh,” ungkapnya
Menurut Agus Hartoko dalam hal pengelolaan Bukit Kukus, dibutuhkan keterpaduan baik dari pemerintah propinsi kabupaten dan masyarakat sekitar, sedangkan UBB sendiri memberikan sumbangan dari sisi ilmiah
” Secara umum menurut hemat saya dibutuhkan keterpaduan, harmonisasi. misalnya yang besar disuport propinsi, yang agak menengah disuport kabupaten, tetapi pada ujungnya masyarakat langsung, pelaku utama tetap masyarakat langsung yang ada di daerah itu, karena ujungnya semua ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan pemerintah propinsi dan kabupaten pada dasarnya fasilitasi, apa yang diperlukan,”papar Agus
“Jadi kita merangkaikan ini kalau kita dari UBB sendiri merangkai ini sifatnya akademis atau dari sisi ilmiahnya.
Dari sisi ilmiahnya ini kita sumbangkan , jadi mempercepat pengembangan-pengembangan,”tandasnya
.