Muntok. Pemerintah Kabupaten Bangka Barat , menerima kunjungan Kerja dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, langsung dipimpin Kepala Badan POM RI Dr Ir Penny K Lukito MPC beserta staff. Rombongan diterima oleh Wakil Bupati Bangka Barat Markus SH beserta Plt Kadin Kesehatan Drg Achmad Syaifuddin, Asisten beserta Ka OPD di rumah dinas Bupati Bangka Barat
Dalam pertemuan tersebut Wakil Bupati Markus dalam sambutannya menyambut baik kunjungan Badan POM RI, Ia juga mengapresiasi apa yang dilakukan oleh BPOM dalam mengawasi obat dan makanan khususnya di Bangka Barat. Menurutnya Pemkab Bangka Barat mendukung kinerja BPOM, dengan berusaha melindungi warganya dari peredaran obat dan makanan terlarang.
“Atas nama Pemkab Bangka Barat, Kita merasa suatu kehormatan karena Badan POM RI berkunjung ke Bangka Barat, yang merupakan kota pusaka, situs sejarah di Bangka Bara, Kota Seribu Kue. Selamat datang rombongan BPOM RI di Bumi Sejiran Setason.
Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2017, tentang peningkatan efektifitas pengawasan obat dan makanan menerangkan bahwa, pemerintah kabupaten/kota berkewajiban untuk meningkatkan kordinasi pengawasan obat dan makanan. Berkenaan dengan hal ini Pemkab Bangka Barat sangat mendukung sekali terhadap pengawasan obat dan makanan untuk melindungi masyarakat yang merugikan dan membahayakan masyarakat.
Kehadiran BPOM RI semoga dapat memberikan semangat baru dalam meningkatkan efektifitas pengawasan, peredaran obat dan makanan di masyarakat.
Markus juga meminta BPOM lebih intens lagi dalam pengawasan obat seperti somadril dan obat terlarang lainnya, saat ini menurutnya telah banyak diungkap oleh Kepolisian selain itu dalam pengawasan obat makanan Markus menyoroti makanan kadaluarsa.
“Kita sangat khawatir tentang banyak penyalahgunaan obat somadril,tapi banyak ditindak pihak kepolisian. Kami mengharapkan menjadi perhatian BPOM RI dam Balai POM Pangkalpinang untuk membantu memengawasi peredaran obat ini, dan untuk makanan kita sangat khawatir dengan makanan kadaluarsa mohon agar menjadi perhatian juga terutama yang dijual di toko-toko,” harap Markus
BPOM RI yang diwakili oleh Deputi bidang pengawasan Keamanan Pangan dan bahan berbahaya Drs Suratmono MP menyambut baik apa yang disampaikan wakil bupati terkait dengan permasalahan di kabupaten Bangka Barat.
“Kami dari Badan POM RI menyambut baik apa yang disampaikan oleh wakil bupati terkait dengan permasalahan di kabupaten Bangka Barat . Hal ini tidak lepas dari investiga tahun 2017, karena investiga ini tidak perlu ada bila ada koordinasi antara kementrian, lembaga, pemerintah pusat dan daerah berjalan dengan baik.
“Bapak Presiden telah mencanangkan pemberantasan terhadap penyalahgunaan obat termasuk disana somadril. Ini berarti pemerintah pusat peduli akan hal itu.
Permasalahan ini juga terjadi di Kalimantan, NTB dan lain-lain. Mengenai masalah pangan, pangan di Indonesia pertama adalah cemaran global, dari hasil monitoring kita. Kedua Penyalahgunaan bahan berbahaya seperti formalin,boorax dan lain lain. Ketiga Penggunaan pangan yang melebihi batas dan yang terakhir masalah pencemaran merkuria disebabkan lingkungan yang telah rusak,”jelas Suratmono
Menurut masalah pangan inilah yang banyak menyebabkan penyakit seperti jantung koroner, gagal ginjal,cuci darah, disebabkan konsumsi pangan tidak benar,” ungkapnya
Di Indonesia dalam survei dunia tahun 2017 menduduki peringkat ke 89 hal ini disebabkan air yang sudah tercemar, tercemar bakteri, logam berat, disebabkan pencemaran lingkungan. Maka kita harus bermitra dengan pemkab/pemkot bertukar informasi, pengalaman dan juga melakukan pengawasan, karena ini sangat memprihatinkan,”tandas Suratmono