DP2KBP3A Ajak Lindungi Perempuan Dan Anak

by -189 Views

MUNTOK. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( DP2KBP3A ) Kabupaten Bangka Barat mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas dan jaringan, kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak, Kamis (21/11/2019).

Kabid PPPA DP2KBP3AKabupaten Bangka Barat,  Sundari mengatakan tujuan kegiatan tersebut dimaksud dalam memberdayakan serta perlindungan perempuan dan anak.
Selain itu mempromosikan Three End  karena menjadi edukasi untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Akhiri eksploitasi atau trafficking dan akhiri kesenjangan ekonomi. Jadi yang lebih ditekankan dalam kegiatan ini adalah Three End dan partisipasi anak. Partisipasi anak itu seperti forum anak dalam pembangunan. Alasan mereka kita kaitkan dalam forum anak, karena dia adalah sebagai pelopor dan pelapor. Itu lah, forum anak kita bentuk sebagai pelopor dan pelapor,” jelas Sundari, Kamis (21/11/2019)

Baca Juga :  Polres Bangka Barat Mendapat Penghargaan dari Kapolri Sebagai Polres dengan Pelayanan Sim Terbaik

Berdasarkan data dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( DP2KBP3A) Bangka Barat hingga November 2019, belum ada kasus eksploitasi perempuan dan anak di Kabupaten Bangka Barat.

Sedangkan untuk kasus kenakalan remaja dan pelecehan terhadap anak yang cenderung meningkat.

Sundari melanjutkan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( PPPA ) Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( DP2KBP3A) Bangka Barat, Sundari, disela kegiatan peningkatan kapasitas dan jaringan, kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak, Kamis (21/11/2019)

Baca Juga :  Kapolsek Tempilang Ingatkan Jauhi Narkoba saat pembina upacara di SMP Negri 3 Penyampak

“Kalau di Babar untuk tahun 2019, belum ada, jangan mengatakan tidak ya karena sampai saat ini belum ada laporannya. Namun soal kenakalan remaja dan pelecehan terhadap anak ada kenaikan,” ungkap Sundari.

Menurutnya, tercatat ada sembilan kasus pelecehan anak hingga November 2019 ini. Semua kasus tersebut berlanjut hingga ke pengadilan.

“Kalau kasus pelecehan anak ada sembilan, dan semuanya berlanjut ke pengadilan. Kalau lanjut itu biasanya damai secara kekeluargaan jadi mereka tidak melapor karena ada rasa malu,” kata Sundari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *